A. PANDANGAN
HIDUP DAN IDEOLOGI
PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Pandangan-hidup
kita akan menganut prinsip-hidup yang bersesuaian dengannya, dan Kitapun akan
menganut pola-pikir yang bersesuaian dengan prinsip-hidup Kita itu. Oleh
karenanya berhati-hatilah di dalam mengadopsi sebentuk pandangan-hidup tertetu.
Ia akan secara signifikan sangat menentukan jalan-hidup Anda secara
keseluruhan. Apapun agama yang kita anut lantaran kelahiran, awalnya, kita
mungkin belum punya sebentuk pandangan-hidup tertentu yang pasti. Kita masih
menjalani hidup secara coba-coba, dengan meraba-raba. Di dalam menjalaninya
selama ini, mungkin kita telah tabrak-sana-tabrak-sini, sampai dengan menemukan
sebentuk pandangan-hidup yang rasanya cocok, sesuai dengan kondisi
fisiko-mental kita. Apa yang kita perlukan untuk menjalani hidup ini bukanlah
yang rasanya cocok atau yang kita senangi, melainkan yang baik dan mendatangkan
kebaikan buat kita dan orang lain, bahkan bila mungkin, ia juga bisa
mendatangkan kebaikan buat sebanyak-banyaknya orang. Disinilah kita perlu amat
berhati-hati.
Macam-Macam
Sumber Pandangan Hidup :
1.
Pandangan
hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2.
Pandangan
hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norms yang
terdapat pada negara tersebut.
3.
Pandangan
hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
PENGERTIAN IDEOLOGI
Ideology berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata
yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu.
Pengertian ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah
pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita,
nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para ahli yaitu:
a.
Destut
De Traacy :istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun
1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan
institusional dalam masyarakat Perancis.
b.
Ramlan
Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni :
·
Ideologi
secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang
masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik.
·
Ideologi
secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan formula politik
atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
HAK IDEOLOGI
1.
Ideologi
Terbuka
Ideologi terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak
dapat dipakai melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya
berada dalam sistem pemerintahan yang demokratis. Ideologi terbuka merupakan
ideologi yang hanya berisi suatu orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke
dalam tujuan-tujuan dan norma-norma sosial-politik selalu dapat dipertanyakan
dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat.
Operasional cita-cita yang akan dicapai tidak dapat ditentukan secara apriori,
melainkan harus disepakati secara demokratis.
2.
Ideologi
Tertutup
Ideologi tertutup adalah ajaran atau
pandangan dunia atau filsafat yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma
politik dan sosial, yang dinyatakan sebagai kebenaran yang tidak boleh
dipersoalkan lagi, melainkan harus dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi tertutup
tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral
yang lain.
B. CITA-CITA
Menurut
kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan,
tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan
merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Apabila
cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu
disebut angan-angan.
Antara
masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide
atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang
dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga factor :
·
Faktor
manusia
·
Faktor
kondisi
·
Faktor
tingginya cita-cita
Contoh cita-cita factor kondisi:
Amir dan Budi adalah dua anak pandai dalam satu kelas, keduanya
bercita-cita menjadi sarjana. Amir anak orang yang cukup kaya, sehinnga dalam
mencapai cita-citanya tidak mengalami hambatan. Malahan dapat dikatakan bahwa
kondisi ekonomi orang tuanya merupakan faktor yang menguntungkan atau
memudahkan mencapai cita-cita si Amir. Sebaliknya dengan Budi yang orang tuanya
ekonominya lemah, menyebabkan ia tidak mampu mencapai cita-citanya. Ekonomi
orang tua Budi yang lemah merupakan hambatan bagi Budi dalam mencapai
cita-citanya. Salah satu contoh dalam Pancasila yang berhubungan dengan
Keadilan Sosial :
C. KEBAJIKAN
Pengertian
Kebajikan adalah merupakan suatu tindakan, perilaku, kebiasaan untuk berbuat
bajik / baik atau dalam kondisi ideal merupakan perilaku yg telah dapat
mengikuti tuntunan watak sejati secara alami. Dari ayat2 suci diatas dapat
diambil kesimpulan, pengertian Kebajikan yg bercahaya itu karena hanya pada yg
ber Kebajikan, Tian akan berkenan melindungi, melimpahkan berkah rahmatNya
(maka digambarkan sbg Kebajikan yg Bercahaya). Ada pula pendapat yg lain,
dikatakan bercahaya karena ketika seseorg melakukan kebajikan tanpa pamrih
berdasarkan panggilan watak sejatinya, aura org tsb akan berubah menjadi terang
/ berkilau. Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral,
perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat
baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Dia
adalah seorang individu yang utuh, terdiri atas jiwa dan raga. Dia memiliki hati
yang pada hakikatnya lagi, memihak pada kebenaran dan selalu mengeluarkan
pendapat sendiri tentang pribadinya, perasaannya, cita-citanya, dan hal-hal
lainnya.
Makna Kebajikan :
Manusia
berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas
dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik
Manusia
adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan.
Manusia
merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling
membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan
sebagainya.
Sebagai
mahluk pribadi, manusia dapat menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang
buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam
bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan
baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku
setiap orang ada tiga hal :
1.
Faktor
pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam
kandungan.
2.
Kedua
yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan (environ¬ment).
3.
Ketiga
yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pemah
diperoleh.
D. USAHA
/ PERJUANGAN
Usaha/perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja
keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah
usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa
usaha/perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila manusia ingin
menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin menjadi ilmuwan, ia
harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik.
Kerja
keras itu dapat dilakukan denga otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa juga
keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada
jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan jasmani/tenaganya
daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat
dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan tidak
mempunyai harkat dan martabat. Karena itu tidak boleh bermalas – malasan,
bersantai – santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan
manusia yang mengaturnya.
Dalam
agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana hadist yang diucapkan
Nabi Besar Muhammad S.A.W yang ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah
kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan
kamu akan mati besok”.
Untuk
kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah
timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya.
Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang bekerja
dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh
penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai
ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu
suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu
dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life
education”.
Karena
manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan (cinta kasih) antara
sesama manusia, maka ketidak mampuan akan kemampuan terbatas yang menimbulkan
perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara tolong
menolong, bergotong royong. Apabila sistem ini diangkat ketingkat organisasi
negara, maka negara akan mengatur usaha / perjuangan warga negaranya sedemian
rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga negara dapat
dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui
pandangan hidu /idiologi yang dianut oleh suatu negara.
Sebuah Ayat Al-Qur’an tentang
Usaha/Perjuangan :
Sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar
Muhannad S.A.W. yang ditunjukkan kepada para pengikutnya : "Bekerjalah
kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan
kamu akan mati bersok". Allah berfirman dalam Al-Quran surat Ar-Ra'du ayat
11 : "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri".
E. KEYAKINAN
/ KEPERCAYAAN
Kepercayaan
dalam bahasa inggrisnya dinamakan "trust or believe" ini merupakan
suatu bentuk nyata dalam kehidupan dimana menjadi berharga dari intan berlian
sekalipun. Agama pun mengajarkan pentingnya kepercayaan pada Tuhan Yang Maha
Esa atau Allah SWT. Ini esensi penting dalam beragama karena tanpa ini maka
keimanan seseorang diragukan. Orang yang tidak mempercayai Tuhan adalah atheis.
3 ALIRAN FILSAFAT :
1)
Aliran
Naturalisme yaitu hidup manusia dihubungkan dengan kekuaan gaib.
2)
Aliran
Intelektualisme yaitu berdsarkan logika atau akal.
3)
Aliran
gabungan yaitu kekuatan gaib dan juga akal.
F. LANGKAH-LANGKAH
BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Manusia
pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita
memeperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada
yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada
pula yang memperlakukaan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
1.
Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi rnanusia
yaitu rnerupakan tahap pertarna dari
setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini rnengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa
sctiap manusia itu pasti rnernpunyai pandangan hidup, maka kita dapat
memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak rnanusia itu ada, dan bahkan
hidup itu ada sebelum manusia itu bel urn turun ke dunia. Adam dan hawalah
dalam hal ini yang merupakan manusia pertama, dan berarti pula mereka
rnernpunyai pandangan hidup yang
digunakan sebagai pedoman dan yang rnernberi petunjuk kepada mereka.
2.
Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang
baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu
sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan
pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita
hendaknya mengerti apa Pancasila dan
bagaimana mengatur kehidupan bernegara. Begitu
juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya
kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya
itu mengatur kehidupan baik di
dunia maupun di akherat Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dari mana
Al Qur’an, hadist, dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian mempunyai
suatu konsep pengertian tentang pandangan hidup dalam
Agama Islam. Mengerti terhadap pandangan hidup di sini memegang peranan penting. Karena dengan mengerti, ada kecenderungan mengikuti
apa yang terdapat dalam pandangan
hidup itu.
3.
Menghayati
Langkah
selanjutnya setelah mengerti
pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan
menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran
yang tepat dan benar mengenai
kebenaran pandangan hdiup itu sendiri. Menghayati disini dapat
diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalanmya, yaitu dengan
memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai pandangan
hidup itu sendiri.
4.
Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara
kemanusiaan, maupun ditinjau dan
segi kemasyarakatan maupun
negara dan dari kehidupan
di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan
hidup yang telah kita hayati itu.
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh
suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
Sumber :
http://dwiariyanilylaku.blogspot.com/…/manusia-dan-pandangan-hidup.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar