Salah satu permasalahan yang
sering dihadapi grosir adalah bagaimana menentukan tingkat persediaan (stock)
barang agar permintaan konsumen terpenuhi dan biaya gudang (tempat penyimpanan
barang) tersebut tidak terlalu mahal. Hal ini selalu menjadi tujuan karena
ketidakmampuan memberikan solusi yang optimal akan menghasilkan dua jenis
kerugian dalam usaha grosir. Sebagai contoh khusus, diambil masalah grosir buah
yang menjual buah strawbarry. Buah ini mempunyai masa (waktu) jual yang
terbatas, dalam arti jika tidak terjual pada hari pengiriman, maka tidak akan
laku dijual pada hari berikutnya. Jika diandaikan harga pengambilan satu
keranjang strawberry adalah $20, dan grosir akan menjualnya dengan harga $50
satu keranjang. Berapa keranjangkah persediaan yang perlu diambil setiap hari
oleh grosir agar mendapat resiko kerugian minimum, atau agar mendapat
keuntungan maximum? Hal ini dapat diselesaikan dengan konsep peluang jika
informasi tentang jumlah data penjualan beberapa hari yang lalu ada
dicatat.
Untuk membahas kasus ini selanjutnya diandaikan data penjualan selama
100 hari yang lalu tercatat sebagai berikut :
ANALISIS KEPUTUSAN
Analisis keputusan yang dimaksud
disini adalah suatu rangkaian proses dalam membahas permasalahan yang
dikemukakan di atas. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan konsep jenis
kerugian yang ditimbulkan, pemakaian konsep peluang, dan perhitungan ekspektasi
kerugian.
- PENDEFINISIAN JENIS KERUGIAN
Bila dalam membahas permasalahan
di atas kita fokuskan terhadap minimisasi kerugian maka perlu didefinisikan dua
jenis kerugian yang akan ditimbulkan dalam kasus tersebut. Jenis kerugian yang pertama
dikenal dengan obsolescence looses. Jenis kerugian ini disebabkan oleh
persediaan yang terlalu banyak sehingga harus dibuang pada hari berikutnya,
(jenis ini hampir sama dengan biaya gudang akibat terlalu lama penyimpanan).
Misalnya dari kasus tersebut di atas, jika jumlah strawberry yang disediakan
oleh grosir adalah 12 keranjang namun permintaan pada hari itu hanya 10
keranjang, maka grosir akan mengalami kerugian sebesar $40 (yaitu dari harga
pembelian 2 keranjang strawberry yang tidak terjual). Jenis kerugian yang kedua
adalah opportunity looses. Jenis kerugian ini disebabkan oleh kurangnya
persediaan sehingga ada pembeli yang tidak terlayani.
Dengan kata lain, kerugian ini
timbul akibat keuntungan yang seharusnya diperoleh tetapi tidak jadi diperoleh
karena kekurangan stock. Misalnya dari kasus di atas, jika jumlah strawberry
yang disediakan oleh grosir adalah 10 keranjang sedangkan permintaan pada hari
itu mencapai 12 keranjang, maka grosir akan mengalami kerugian sebesar $60
(yaitu keuntungan yang tidak diterima dari hasil penjualan 2 keranjang
strawberry bila stock ada).
- ADOPSI KONSEP PELUANG
Konsep peluang yang sudah
didefinisikan sebelumnya dapat diadopsi untuk data persoalan tersebut di atas.
Jika tujuan grosir adalah untuk menentukan persediaan jumlah strawberry dalam
satuan keranjang pada hari tersebut, dimisalkan dengan X, maka berdasarkan data
di atas X adalah peubah acak diskrit yang dapat mengambil nilai 1O, 11, 12, dan
13.
- PERHITUNGAN EKSPETASI KERUGIAN
Mengingat tujuan utama dari
analisis ini adalah untuk menentukan jumlah stock strawberry agar resiko
(kerugian) minimum, maka analisis dilakukan dengan memperhitungkan ekspektasi
kerugian. Analisis perhitungan ekspektasi ini akan disajikan dalam tabel,
dengan memperhitungkan semua kemungkinan yang dapat terjadi, dimulai dari tabel
ekspektasi kerugian bila persediaan 10 keranjang sampai dengan tabel ekspaktasi
kerugian bila persediaan 13 keranjang.
KESIMPULAN KASUS DIATAS
Pemakaian Teori Peluang untuk
membahas persoalan ketidakpastian dapat dilakukan bilamana dimiliki suatu
informasi yang dapat dimodifikasi menjadi frekwensi relatif. Contoh kasus
masalah grosir buah tetah menunjukkan bagaimana penggunaan konsep teori peluang
dan ekspektasi digunakan untuk mengambii keputusan. Dan perhitungan dapat
diperoleh bahwa nilai minimum kerugian adalah $17.50, dengan jumlah persediaan
perharinya 12 keranjang.
SUMBER : LINK
EmoticonEmoticon