MATERI 5 MANUSIA DAN KEINDAHAN
A.
Keindahan.
Keindahan atau keelokan merupakan
sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan
pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang,
cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari
estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang
ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang
dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk
kesempurnaannya.Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran
beberapa entitas yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan
perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman
subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau
"keindahan itu berada pada mata yang melihatnya.""
Kata benda Yunani klasik untuk
"keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk
"indah" itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος,hōraios,
] kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti
"jam." Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan
"berada di jam (waktu) yang sepatutnya."Sebuah buah yang matang (pada
waktunya) dianggap indah, sedangkan seorang wanita muda mencoba untuk tampil
lebih tua atau seorang wanita tua mencoba untuk tampil lebih muda tidak akan
dianggap cantik. Dalam bahasa Yunani Attic, hōraios memiliki banyak makna,
termasuk "muda" dan "usia matang.
Pengertian keindahan menurut para
ahli :
1.
Thomas
Aquinos (1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah
sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet).
2.
Khalil
Gibran mengungkapkan bahwa Keindahan adalah sesuatu yang
menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun menerima.
3.
Baumgarten
adalah Keindahan adalah keselur uhan yang merupakan susunan yang teratur dari
bagian- bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan keseluruhan
itu sendiri.
4.
The
Liang Gie dalam bukunya “ Garis Besar Estetik” (Filsafat
Keindahan), dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan dengan kata “Beautiful”,
bahasa Perancis “Beau” , Italia dan Spanyol “Bello” , kata-kata itu ber asal
dar i bahasa Latin “Bellum” , akar katanya adalah “Bonum” yang berarti Kebaikan
kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir
dipendekkan menjadi “bellum”.
Dapat membedakan antara keindahan
sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Keindahan
dalam suatu kualitas yang abstrak adalah keindahan yang tak dapat terlihat
secara fisik dan bersifat tidak beraturan, tetapi nilai dari keindahan itu
dapat dirasakan,seperti contoh keindahan ketika merasakan angin yang berhembus.
Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah kebalikan
dari Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak, dimana keindahan itu dapat
dirasakan, dilihat maupun dapat dikenang selama kita mengingatnya.
B. Membedakan Antara Keindahan Sebagai
Suatu Kualitas Abstrak dan Sebagai Sebuah Benda yang Indah.
Sebenarnya sulit bagi kita untuk
menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak
dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah
dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain
keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan
bentuk itu keindahan berkomunikasi. Menurut cakupannya orang harus membedakan
keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang
indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah
“beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam
pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampuradukkan saja.
Menurut cakupannya orang harus
membedakan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering
dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal
indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang
dicampuradukkan saja.
Disamping
itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
a. keindahan
dalam arti luas
b. keindahan
dalam arti estetis murni
c. keindahan
dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan
Keindahan alam arti luas merupakan
pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula
kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang
indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik
juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang
indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan
adapt kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam
arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan
dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan
seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan
keindahan intelektual.
C. Keindahan yang Seluas Luasnya.
Pengertian keindahan yang
seluas-luasnya meliputi: Keindahan Seni, Keindahan Alam, Keindahan Moral,
Keindahan Intelektual.
1.
Keindahan
Seni.
Keindahan
seni adalah keindahan yang tercipta dari hasil karya seseorang tehadap seni.
Seni sering sekali menjadi penghubung keindahan agar bisa dinikmati oleh
pengamat objeknya. Seseorang paling dominan menikmati keindahan itu lewat seni.
2.
Keindahan
Alam
Keindahan
alam adalah keindahan yang sudah ada di alam sekitar kita. Keindahan yang ada
bisa dinikmati oleh penglihatan kita.
3.
Keindahan
Moral
Keindahan
moral adalah keindahan yang tercipta dari tingkah laku dan perilaku kita
sehari-hari.
4.
Keindahan
Intelektual
Keindahan
intelektual adalah pemikiran yang indah berdasarkan ilmu pengetahuan. Tulisan
ini bukanlah mencari pengertian mengenai kata keindahan intelektual.
D. Nilai Estetik.
Dalam
rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian
keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral,
nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan
segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Dalam ”Dictionary of Sociology and Related Science” diberikan rumusan
tentang nilai sebagai berikut :
‘”The believed Capacity of any object to
saticgy a human desire. The Quality of any object which causes it be of
interest to an individual or a group” (Kemampuan yang
dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat
dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah
semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari
kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu
sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai
terbukti letak kebenarannya.
E. Membedakan Nilai Ekstrinsik dan
Intrinsik.
Tentang
nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif. Atau ada
yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi
penggolongan yang penting adalah nilai instrinsik dan nilai ekstrinsik. Nilai
ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya ( instrumental/contributory) yakni nilai yang bersifat
sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang
bersangkutan, yaitu sebagai sesuatu tujuan, atau demi kepentingan benda itu
sendiri. Sebagai contoh : Puisi. Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi
baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin
disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda ) puisi itu disebut nilai
instrinsik. Tarian damarwulan Minakjinggo merupakan nilai ekstrinsik, sedang
pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan
merupakan nilai instrinsik.
NILAI EKSTRINSIK
|
NILAI INTRINSIK
|
Kualiti yang diterima atau ditolak sebagai alat mencapai
sesuatu matlamat.
|
Kualiti yang diterima atau ditolak semata-mata kerana ia
baik atau buruk tanpa mengambil kira kesannya.
|
Bergantung pada nilai lain untuk mencapai sesuatu
matlamat.
|
Tidak bergantung pada nilai lain Nilai peringkat kedua,
misalnya berani, rajin dan hormat menghormati.
|
Nilai peringkat kedua, misalnya berani, rajin dan hormat
menghormati
|
Nilai peringkat pertama, misalnya baik hati, kasih sayang,
keadilan
|
F. Kontemplasi dan Ekstansi.
Kontemplasi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang
merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam
untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil
penciptaan.
Ekstansi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati
sesuatu yang indah.
Apabila
kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi
itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan
faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau
tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka
tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda.
Manusia
menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami
tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau
pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan
manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain
sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan
kehidupan manusia.
G. Teori-Teori Dalam Renungan.
Renungan
berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan
sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung
untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah :
·
TEORI
PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is
an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan
manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang
seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling
terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang
telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion
and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa “art is expression
of impressions” (Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah
sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh
melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran
angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud sebagai
gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi
seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu
adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain
adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
·
TEORI
METAFISIK
Teori semi yang bercorak metafisis
merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang
karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi
keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori
peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan rnetafisika Plato yang
mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi.
Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan
semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah
merupakan mimemis (timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato
mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan.
Kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan
ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu
dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan
dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat
menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara
Republik yang ideal menurut Plato.
·
TEORI
PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para filsuf
yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide
tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau
abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah
teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya
dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya
itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari
keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori
permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert
Spencer (1820-1903).
·
TEORI
KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan
dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok,
kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan
seimbang. Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan
warnanya bagian atas dengan bagian bawah, atau disesuaikan dengan kulitnya.
·
TEORI
OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika
menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan
teori subyektif. Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah
mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan menampakan sesuatu yang
ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alarn pikiran orang yang
mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok
teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif.
H. Teori-Teori Keserasian.
Apa
pengertian keserasian ?
Keserasian merupakan
keharmonisan,kesepadanan, keselarasan, kita perlu mengukuhkan semangat untuk
menciptakannya, jadi keserasian kecocokan, kena benar, dan sesuai benar. Kata
cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan
seimbang. Keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi pada suatu benda
dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Pengertian
keserasian adalah cocok dalam segala hal.
Menurut
The Liang Gie ada 2 Teori dalam menciptakan seni antara lain :
·
Teori Objektif ( Plato, Hegel, Bernard
Bocanguat )
·
Teori Subyektif ( Henry Home, Earlof
Shaffesbury, Edmund Burke )
Salah satu persoalan pokok dari
teori keindaha adalah mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan
merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam pikiran
orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah
dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori ogjektif dan subjektif.
Teori Objectif berpendapat bahwa
keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetika adalah sifat (kulitas)
yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang
yang mengamatinya. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang
memnuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu
jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara
bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan bahwa nilai
estetik itu tercipta dengan terpenuhnya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada
sesuatu benda.
Pendukung teori objectif adalah
Plato dan Hegel.
Teori Subjectif menyatakan bahwa
ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya
perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Adanya keindahan
semata-mata tergantung pada penerapan dan si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan
bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa
seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan
terhadap benda indah itu. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry
dan Edmund Burke.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar